Konservasi Sumber Daya Alam
Konservasi baru bisa berjalan jika ada manfaatnya buat masyarakat sekitar. Tak ada gunanya berteriak-teriak soal pentingnya konservasi jika manfaatnya tidak dapat dirasakan masyarakat. Itulah yang disadari betul pengelola Taman Nasional Gunung Pangrango. ”Manfaat dalam ukuran masyarakat, termasuk di dalamnya secara ekonomi,” Selama ini ada sekitar 340 keluarga yang memanfaatkan lahan di sekitar hutan untuk berbagai jenis tanaman hortikultura serta sayur-mayur. Pemanfaatan flora yang jauh lebih diharapkan sebenarnya dari produksi tanaman liar yang tumbuh di sela vegetasi dan bernilai ekonomis tinggi.
Setelah berdiskusi dan menjalin kerja sama dengan sejumlah kalangan, akhirnya dilakukan budi daya kumis kucing (Orthosiphon spp) yang bernilai tinggi. Tanaman ini secara tradisional dikenal berkhasiat menghilangkan reumatik, kencing manis, ginjal, batuk, encok, albuminuria, dan penyakit kelamin. Ternyata, tanaman yang dikenal dengan nama remujung atau songot koneng ini pun laku diekspor. Harganya cukup tinggi, yakni kumis kucing kering sekitar 2,4 dollar AS per kilogram atau sekitar Rp 30.000 per kilogram. Ekspor perdana dilakukan ke Perancis.
Dari permintaan 14 ton per bulan, pengelola baru sanggup melakukan pengiriman tujuh ton per bulan. Karena diuntungkan secara ekonomis dengan tanaman kumis kucing, masyarakat juga tidak tertarik untuk menebang kayu hutan atau membuka lahan baru guna tanaman holtikultura. Beragam jenis flora lainnya, juga berpotensi menjadi komoditas ekspor untuk menunjang produksi obat-obatan serta bahan-bahan kosmetik herbal. Ini menjadi tren bagi dunia, tetapi risetnya masih minim.
Mikrohidro
TNGGP saat ini juga sedang mengembangkan pembangkit listrik tenaga mikrohidro dengan memanfaatkan aliran air yang melimpah di sekitar Gunung Gede Pangrango. Pada tahap awal, selokan kecil di depan Kantor TNGGP dimanfaatkan menjadi pembangkit listrik yang bisa menghasilkan listrik 2.000 watt dan akan ditingkatkan menjadi 15.000 watt. Masyarakat sekitar juga akan bisa menikmati manfaatnya karena tak perlu lagi mengandalkan listrik dari PLN.
Secara tidak langsung, masyarakat juga diajak untuk melakukan konservasi agar dapat membantu meningkatkan perekonomian Negara.
Joko Purwoko
XI SOS 2 / 19
Hutan Mangrove
Hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di muara sungai, daerah pasang surut atau tepi laut. Tumbuhan mangrove bersifat unik karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di laut. Umumnya mangrove mempunyai sistem perakaran yang menonjo yang disebut akar nafas (pneumatofor). Sistem perakaran ini merupakan suatu cara adaptasi terhadap keadaan tanah yang miskin oksigen atau bahkan anaerob.
Hutan mangrove juga merupakan habitat bagi beberapa satwa liar yang diantaranya terancam punah, seperti Harimau Sumatra, bekantan, dan tempat persinggahan bagi burung-burung migran.
Beberapa jenis mangrove yang terkenal :
- Bakau (Rhizopora)
- Api-api (Avicennia)
- Pedada (Sonneratia)
- Tanjang (Bruguiera)
Jika hutan mangrove hilang :
Peran dan manfaat hutan mangrove :
> pelindung alami yang paling kuat dan praktis untuk menahan erosi pantai.
> menyediakan berbagai hasil kehutanan seperti kayu bakar, alkohol, gula, bahan penyamak kulit, bahan atap, bahan perahu, dll.
> mempunyai potensi wisata
> sebagai tempat hidup dan berkembang biak ikan, udang, burung, monyet, buaya dan satwa liar lainnya yang diantaranya endemik.
Hutan Mangrove
Terumbu Karang
Terumbu Karang merupakan salah satu komponen utama sumber daya pesisir dan laut utama, disamping hutan mangrove dan
Terumbu karang dan segala kehidupan yang ada didalamnya merupakan salah satu kekayaan alam yang dimiliki bangsa
Mengapa Terumbu Karang Harus Segera Di Selamatkan
secara ilmiah bangsa
Sebagai suatu bangsa bahari yang memiliki wilayah laut yang luas dan dengan ribuan pulau besar dan kecil yang tersebar didalamnya, maka derajat keberhasilan bangsa
Keunikan dan keindahan serta keanekaragaman kehidupan bawah laut dari kepulauan
Salah satu dari potensi tersebut atau sumberdaya hayati yang tak ternilai harganya dari segi ekonomi atau ekologinya adalah sumberdaya terumbu karang, apabila sumberdaya terumbu karang ini dikaitakn dengan pengembangan wisata bahari mempunyai omset yang sangat besar. Karena keberadaan terumbu karang tersebut sangat penting dalam pengembangan berbagai sektor termasuk sektor pariwisata.
Khusus mengenai terumbu karang,
Terumbu Karang
Terumbu Karang
Rumput Laut
Padang Lamun
Padang lamun menyebar hampir di seluruh kawasan perairan pantai Indonesia. Anda akan sangat mudah mengenali tumbuhan ini. Padang lamun biasanya sangat mirip dan bahkan menyerupai padang rumput di daratan dan hidup pada kedalaman yang relative dangkal (1-10 meter) kecuali beberapa jenis seperti Halodule sp., Syringodium sp. dan Thalassodendrum sp., yang juga di temukan pada kedalaman sampai dengan 20 meter dengan penetrasi cahaya yang relative rendah. Malah pernah dilaporkan jenis Halophila yang di temukan pada kedalaman 90 meter oleh Taylor (1928) yang ditulis dalam Den Hartog (1970). Namun umumnya sebagian besar padang lamun menyebar pada kedalaman 1 – 10 meter. Di beberapa perairan dangkal, kita dapat menyaksikan padang lamun dengan kepadatan yang cukup tinggi yang memberikan kesan hijau pada dasar perairan.
Untuk tipe perairan tropis seperti Indonesia, padang lamun lebih dominant tumbuh dengan koloni beberapa jenis (mix species) pada suatu kawasan tertentu yang berbeda dengan kawasan temperate atau daerah dingin yang kebanyakan di dominasi oleh satu jenis lamun (single species). Penyebaran lamun memang sangat bervariasi tergantung pada topografi pantai dan pola pasang surut. Anda bisa saja menjumpai lamun yang terekspose oleh sinar matahari saat surut di beberapa pantai atau melihat bentangan hijau yang didalamnya banyak ikan-ikan kecil saat pasang. Jenisnya pun beraneka ragam, yang di pantai Indonesia sendiri, kita bisa menjumpai 12 jenis lamun dari sekitar 63 jenis lamun di dunia dengan dominasi beberape jenis diantaranya Enhalus acoroides, Cymodocea spp, Halodule spp., Halophila ovalis, Syringodium isoetifolium, Thallasia hemprichii and Thalassodendron ciliatum. Dan saya percaya kawasan perairan Indonesia yang sangat luas mempunyai jenis lamun yang lebih dari perkiraan beberapa lembaga penelitian. Sampai kini konsentrasi penelitian terhadap jenis-jenis lamun dan ekosistem lamun belum sepenuhnya terlaksana. Kurangnya minat beberapa peneliti untuk lebih fokus kearah padang lamun dan minimnya dana penelitian yang di alokasikan ke sektor ini serta minimnya publikasi mengenai padang lamun merupakan penghambat utama bagi pengetahuan dan pemahaman tentang padang lamun kepada masyarakat sementara masyarakat sebagian besar belum sepenuhnya tahu dan mengerti tentang habitat yang satu ini. Padahal kalau mau jujur masysrakat pantai khususnya banyak sekali tergantung pada habitat ini, yang langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi terhadap kebutuhan sehari-hari mereka. Kita mungkin tidak menyadari kalau menurunnya produksi beberapa jenis ikan-ikan dan udang-udang pantai ekonomis Indonesia lebih banyak karenakan semakin menipisnya padang lamun yang merupakan habitat alami dari ikan-ikan pantai seperti ikan berinang (Siganus spp.) atau beberapa udang putih (Penaeus spp.) lainnya.
Terlalu jauh kalau kita mengharapkan bisa sering melihat dugong bermain kembali di sekitar pantai Indonesia, yang padang lamunnya seudah semakin memprihatinkan, oleh pola reklamasi pantai yang sangat marak dan degradasi pantai yang sudah sangat ramai. Namun mungkin kita masih bisa melihat beberapa jenis ikan-ikan kecil bermain dengan cantiknya dibeberapa pantai yang masih terjaga padang lamunnya
Padang Lamun
Padang Lamun
Proyeksi Peta
Macam-macam Proyeksi peta
1. | Berdasarkan sifat asli yang dipertahankan | |
a. | Proyeksi Ekuivalen adalah luas daerah dipertahankan sama, artinya luas di atas peta sama dengan luas di atas muka bumi setelah dikalikan skala. | |
b. | Proyeksi Konform artinya bentuk-bentuk atau sudut-sudut pada peta dipertahankan sama dengan bentuk aslinya. | |
c. | Proyeksi Ekuidistan artinya jarak-jarak di peta sama dengan jarak di muka bumi setelah dikalikan skala. | |
2. | Berdasarkan Kedudukan Sumbu Simetris | |
a. | Proyeksi Normal, apabila sumbu simetrisnya berhimpit dengan sumbu bumi. | |
b. | Proyeksi Miring, apabila sumbu simetrinya membentuk sudut terhadap sumbu bumi. | |
c. | Proyeksi Transversal, apabila sumbu simetrinya tegak lurus pada sumbu bumi atau terletak di bidang ekuator. Proyeksi ini disebut juga Proyeksi ekuatorial. | |
3. | Berdasarkan bidang asal proyeksi yang digunakan | |
a. | Proyeksi Zenithal (Azimuthal), adalah proyeksi yang menggunakan bidang datar sebagai bidang proyeksinya. Proyeksi ini menyinggung bola bumi dan berpusat pada satu titik. Ciri-ciri Proyeksi Azimuthal: Proyeksi Azimuthal dibedakan 3 macam, yaitu: |